Minggu, 20 November 2011

Hari Pahlawan momen tepat tingkatkan solidaritas bangsa


Ketua DPD Partai Demokrat Provinsi DKI Jakarta H Nachrowi Ramli, menegaskan, peringatan Hari Pahlawan merupakan saat yang tepat untuk meningkatkan solidaritas, terutama di Jakarta.

"Pada peristiwa di Surabaya tahun 1945 itu, arek-arek Suroboyo turun ke jalan, menyabung nyawa, menunjukkan solidaritas untuk mempertahankan kemerdekaan RI," kata Nachrowi Ramli kepada wartawan di Jakarta, Kamis.

Solidaritas, kata Nachrowi, adalah modal sosial yang harus dijaga, termasuk dengan membangun kota yang memberi ruang untuk tumbuh suburnya nilai-nilai manusiawi.

"Salah jika kita menata Jakarta hanya dengan menonjolkan pencapaian fisik. Modal sosial harus dijaga dan terus ditumbuhkan dengan perencanaan kota yang baik. Itu yang mendesak dibutuhkan oleh Jakarta sekarang," tegasnya.

Mantan Kepala Lembaga Sandi Negara (Lemsenag) ini, mengatakan, kondisi sebaliknya malah terjadi sekarang, dimana solidaritas kini menjadi barang yang amat mahal, apalagi di Jakarta.

"Orang semakin tidak peduli dengan lingkungan, bahkan enggan mengulurkan tangan jika ada orang kesulitan. Kriminalitas yang tinggi di Jakarta telah merampas modal sosial warga berupa solidaritas," kata sosok yang dikabarkan menjadi kandidat kuat Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta yang bakal diusung oleh Partai Demokrat ini.

Menurutnya, meroketnya kriminalitas di Jakarta merupakan akibat tiadanya perencanaan kota Jakarta. Statistik Polda Metro Jaya menunjukkan sampai September 2011 terjadi 53 kali pembunuhan atau rata-rata enam (6) kejadian per bulan. Sementara, pada periode yang sama, tindak penganiyaan berat meroket hingga lebih dari 1.400 kasus.

Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat Betawi (Bamus Betawi) ini menambahkan, Jakarta kini telah berubah menjadi kota megapolitan dengan penduduk 30 juta jiwa. Akibatnya, kepadatan penduduk, kemacetan yang mengakibatkan waktu masyarakat habis di jalan, dan tekanan ekonomi telah melemahkan solidaritas sosial.

"Lihat efek kemacetan. Dulu kita jam 17.00 WIB sudah sampai rumah. Bisa main bola voli sebentar atau ngobrol dengan tetangga. Sekarang, waktu habis di jalan, kita tidak kenal lagi tetangga. Solidaritas menipis," kata Nachrowi.(Zul)

0 komentar:

Posting Komentar